Sabtu, 14 Februari 2015

TEKS DRAMA BAHASA INDONESIA

BUAIAN MALAM
Serangkaian kejadian aneh mengiringi hari-hari yang tak wajar itu.  Ada yang berbeda dengan Diah. Keceriaan yang selalu menyelimuti hidupnya kini tak tampak lagi. Dia lebih memilih mengurung diri dikamar. Mungkin dunianya telah teralihkan oleh kamarnya itu.
Babak 1
Siang itu teman-teman Diah datang ke rumahnya  untuk menengok keadaan Diah.
Anton              : “ Bagaimana keadaan Diah mbok?”
Mbok Yah         : “ Aaanuu den,masih belum ada perkembangan” (sambil menyiapkan minuman )
Raras               : “ Bolehkah kita masuk ke kamarnya mbok?”
Mbok Yah       : “ monggo non,den.”
Mereka menuju kamar Diah
Raras                 : “ Diah...Diah ini Raras , tolong bukakan pintunya ?” (sambil menggedor-gedor pintu kalimat itu berulang kali)
Anton              : “ Kami merindukanmu Diah” (air mata menetesi pipinya)
Selama setengah jam mereka berdiri di depan kamar Diah,tapi tak ada jawaban apapun.
Anton              : “ ya ,sudahlah ras,pasti akan percuma” (Bisik pada raras dengan nada lirih)
Raras               : “ Mengapa Diah menjadi seperti ini Mbok ?”
Mbok Yah       : “Si Mbok juga boten ngertos non,yang jelas sampai saat ini, non Diah masih gemetar jika melihat darah. Non Diah juga belum mau keluar kamar sejak kejadian itu padahal kejadian itu sudah lumayan lama berselang .”( berbisik pada teman-teman Diah­)
Raras               : “Semoga Diah bisa kembali seperti dulu” (ucapnya dengan menundukan kepala)
Anton              : “ kalau begitu tolong sampaikan salam kami pada Diah ya mbok. Tolong sampaikan juga pada Diah, Bahwa kami sangat merindukannya dan kami berharap agar ia dapat kembali bersekolah seperti dulu.”
Mbok Yah       : “ iya den..”
Anton              : “ ayo ras, kita pulang”
Raras               : “kamu  duluan aja, ton”
Anton              : “ ya udah kamu hati hati nanti pulangnya”
Siang itu semuanya pulang, kecuali Raras. Ia masih mempertahankan duduk manisnya dalam dekapan sofa ruang tamu.
Raras               : “ Sudah berapa lama Diah tak keluar kamar mbok ? “
Mbok Yah       : “ eh.. anu non, sudah sejak bapak masuk rumah sakit sekitar tiga bulan yang lalu.” , (dengan logat jawa yang kental)
Raras               : “lalu mengapa sampai saat ini Diah belum mau masuk sekolah, mbok ? “(dengan nada penasaran).
Mbok Yah       :“ mbok juga tidak tahu non, sampai saat ini non Diah tidak pernah menjawab pertanyaan mbok”
 BABAK 2
Mobil itu melaju dengan kencangnya, mengantarkan anak dan ayah didalamnya dan berbincang dengan akrabnya.
Diah                : “ Yah,kita mau makan malam dimana ?”
Pak Alif           : “Di tempat biasa nak ,yang waktu itu ayah sama bunda sering kesana” 
Diah                : “ Ayah, kenapa ? hidung ayah mengeluarkan banyak darah ?” (panik)
Pak Alif          : “tidak apa-apa nak.” (sambil sesekali mengusap darah yang keluar dari hidungnya)
Diah                : “ahhh..... (memalingkan muka dari hadapan ayahnya)
Diah                : “ahhhh (keringatnya mulai membasahi tubuh)
Pak Alif           : “ kamu kenapa Diah ?”
Diah                : “ aku tidak tahan .” ( teriaknya sambil menggigit leher Pak Alif)
Mobil silver yang dikendarainya oleng dan tetesan darah berceceraan dimana-mana.
Babak 3
Raras               : “ sebenarnya apa penyebab dari kecelakaan itu mbok ?”
Mbok Yah       : “ entahlah, menurut polisi dilehernya terdapat dua lubang seperti gigitan ular”
Raras               : “ mana bisa ular masuk ke dalam mobil ? Sepertinya ada yang sengaja mau mencelakakan Pak Alif dan Diah ”
Mbok Yah       : “tapi siapa yang mau mencelakakan tuan Rudi dan non Diah, mereka sangat baik  pada semua orang dan mbok rasa tuan Rudi dan non Diah tidak mempunyai musuh”
Raras               : “mungkin ada yang iri mbok,”
Mbok Yah       : “tidak tahu juga non, non hari sudah larut sebaiknya pulang takutnya orang tua non kwatir”
Raras               : “iya sudah ya mbok, Raras pulang dulu takut ibu kwatir. Semoga secepatnya Diah mau keluar ya mbok” (sambil beranjak dari sofa)
Babak 4
Hari itu cuaca begitu cerah ,namun rumah megah itu terlihat bagaikan mendung yang meyelimuti bumi, Si mbok yang setia terhadap keluarga pak Alif selalu membantu setiap pekerjaan keluarga tersebut, subuh itu seperti biasanya si mbok bangun lebih awal untuk melaksanakan semua pekerjaannya, sebelum beraktivitas si mbok mengambil air wudhu untuk sholat. Selesai sholat ketika hendak membawa peralatan kebersihan di belakang.
Mbok Yah       : “Aaa... Apa yang terjadi, kenapa banyak bangkai tikus di sini padahal selama ini tempat ini selalu mbok bersihkan”. (teriak si mbok terkejut)
Bu Sarah         : “ ada apa sih mbok ? teriak teriak kayak ada maling”
Mbok Yah       : “anu non .....” ­(menunjukan bangkai tikus)
Bu Sarah         :“mengapa bisa seperti ini mbok ?“
Mbok Yah       :“Si mbok juga kurang tau Nyah “ (ketakutan dan penasaran)
Setelah kejadian itu Bu Sarah melangkahkan alunan kakinya menuju kamar Diah .
Bu Sarah         :“Nak ,bukakan pintunya… Mbok-mbok tolong Ambilkan duplikat kunci kamar Diah mbok “( nada khawatir )
Mbok Yah       :“Ini Nyah” (menyerahkan kunci)
Ternyata di dalam kamar tak ada Diah.
Bu Sarah         :“Diah...diah dimana kamu nak?” (melirik ke arah jendela)
Mbok Yah       :“Nyah, mungkin non Diah keluar lewat jendela”
Bu Sarah         :“Tidak mungkin mbok ,lantai ini tinggi dan Diah takut akan ketinggian” (melangkah ke arah balkon)


Babak 5
            Saat pelajaran sedang berlangsung.
Pak Guru         :“Pelajaran hari ini dicukupkan sekian, besok kita akan adakan ulangan”
Anton              :“aaahhhh apaan pak,gak asyik banget tiba-tiba ulangan”
Pak Guru         :“Ya sudahlah terima saja, Ton“(terpasang wajah serius)
Raras               :“Biasa Pak kalau murid yang agak tulalit kan takut kalau ketemu ulangan “ (menyindir dengan wajah bercanda)
semua murid    :“hahahahaha” (terbahak-bahak mengarah Anton)
Pak Guru         :“Raras, bagaimana keadaan Diah sekarang ?kenapa sampai saat ini dia belum juga masuk sekolah ?”(memotong tertawaan siswa)
Raras               :“Kemarin kita sudah mencoba kerumahnya pak, tapi Diah tak keluar kamar sampai kita pulang dari rumahnya .”(wajahnya bersedih)
Anton              :“ iya pak i miss she”
Babak 6
Dokter             :“Hallo, apakah ini keluarga dari pasien yang bernama Pak Alif ?”
Mbok Yah       :“Nggih, benar ini siapa yoo?”
Dokter             :“Kami dari rumah sakit ,ingin memberikan kabar… bahwa Pak alif… telah mengembuskan nafas terakhirnya”
Mbok Yah       :“Innalillahiwainnalillahiraji’un “ (tubuhnya bergemetar ,telepon yang digenggam terjatuh )
Mbok Sarah     :“Ada apa Mbok ? “
Mbok Yah       : “aaa...aaanuuu Nyah”
Mbok Sarah     :“anu apa sih mbok ? “
Mbok Yah       :“Tuan Alifff Nyah “
Mbok Sarah     :“Kenapa dengan bapak ,Mbok? “
Mbok Yah       :“Pak Aliff telah tiada” (dengan terbata-bata)
Mendengar itu Bu Sarah pingsan
Mbok Yah       : “ Nyah..Nyahhhhhh sadar nyah ?”

Babak 7
Diah ketakutan dengan apa yang telah ia perbuat, ia kembali ke kamarnya melalui jendela yang tinggi itu.
Diah                :“Maafkan aku Ayah, mengapa aku bisa melakukan hal itu mengapa bisa... “ (ucapnya dalam hati dengan perasaan sangat terpukul)
Diah                :“Pushiii...Pushiii” (sambil melirik ke arah kanan dan ke kiri seraya menggigit kucing itu dengan perlahan)
Babak 8
Didekapnya suami yang sangat dicintai itu, wajahnya pucat, putih bagaikan kapas. Air mata terus mengalir membasahi pipi indah Bu Sarah .
Mbok Yah       :“Yang sabar Nyah,mungkin ini sudah menjadi takdir . Kasihan bapak sudah menahan rasa sakit itu hingga berbulan-bulan”
Bu Sarah         : (termenung dalam pelukan)
Mbok Yah       :“Nyah, mbok izin pulang dulu yah mau memberitahu non Diah.” (sambil melangkah pergi)
Bu Sarah         : (menganggukan kepala) 
Babak  9
Didepan pintu rumah megah itu, Mbok teringat akan kebahagiaan masa lalu yang menyelimuti keluarga Pak Alif, Rumah yang selalu ada canda dan tawa ,kini semuanya terhalang oleh kabut hitam,entah apa yang membuat semuanya seperti ini. Dengan nafas terdesa-desa menuju kamar.
Mbok Yah       :“non... apa yang non lakukan...” (kaget)
Diah                : (melirik sinis Mbok)
Mbok Yah       :“Apa yang akan Non lakukan ?”
Diah                : (menghampiri Mbok)
Mbok Yah       :”Nonn.. nonn.. Mau apa..?”(dengan berjalan mundur  mencoba menghindar dari hadapan Diah)
            Spontan mbok Yah lari menuju keluar rumah dengan jantung berdebar-debar, namun  Diah tiba-tiba melesat berada dihadapan Mbok yah, digengamnya kedua bahu Mbok Yah , apa daya Mbok Yah tak dapat berkutik sedikit pun, ia tergelatak meninggalkan bekas gigitan dilehernya seperti apa yang dialami Pak Alif.
Diah                :“apa yang sudah saya lakukan”( perasaan sesal memenuhi hatinya,dengan berjalan mundur sambil tersedu-sedu) “Ayah, Pushi, dan Sekarang Mbok Yah? Ya Tuhan maafkan aku” (air matanya mengalir deras)
Ucapannya terpatah-patah melihat tubuh Mbok Yah mulai memucat karena darahnya habis dihisap oleh Diah.Tanpa disadari dari langkahnya terus memundur menjauhi mayat itu. Langkahnya sudah berada di tepi tangga dan tak disadari Diah pun terjatuh,
            BRUKKKK.......... ia pun terjatuh,badannya terkapar diatas lantai.
 Diah               :“aauuuuuuuuuuuu... loh ko?” (kebingungan sambil sesekali memegang tubuhnya )
Diah pun seketika itu berdiri kemudian melangkahkan kakinya keluar kamar, menuju kamar orang tuanya untuk memastikan keadaan ayah dan ibunya baik-baik saja. Kerongkongannya terasa kering, ia mengambil segelas air, dilihatnya si Mbok yang tertidur pulas disebuah kamar dengan pintu terbuka didekat dapur, dimana ia sedang mengambil air. Diah sangat menyayangi mbok yang ia anggap sebagai neneknya sendiri, langkahan kakinya terus mengalun ke sebuah kamar besar ,yaitu kamar Diah. Ia membuka jendela, keadaan luar ternyata masih gelap hanya ada bulan dan bintang yang meneranginya. Lalu ia pun kembali berbaring diatas kasur empuknya memeluk Pushi.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar