Kamis, 18 September 2014

CERPEN BUAIAN MALAM



TUGAS CERITA PENDEK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas bahasa indonesia


 

  



Disusun oleh:
Ika Oktavianti
Meilisa Dewi Kharisma
Rostika Nurlaela Nova Maya Sofa
Sania Amelia Rahmawati

SMAN 1 BALEENDAH




Buaian Malam
            Matahari belum menampakan dirinya seolah tahu tragedi tadi malam. Beberapa tikus baru saja kehilangan nyawanya. Jika ini adalah di hutan, maka mungkin itu hal yang wajar. Tapi kejadian itu berasal dari rumah megah yang setiap sudutnya tidak memungkinkan tikus untuk berkembang biak. Serangkaian kejadian aneh pun mengiringi hari-hari yang tak wajar itu.  Ada yang berbeda dengan Diah. Keceriaan yang selalu menyelimuti hidupnya kini tak tampak lagi. Dia lebih memilih mengurung diri dikamar. Mungkin dunianya telah teralihkan oleh kamarnya itu.
            “sampai saat ini, non Diah masih gemetar jika melihat darah. Non Diah juga belum mau keluar kamar sejak kejadian itu padahal kejadian itu sudah lumayan lama berselang .” ucap mbok Yah sedikit berbisik pada teman-teman Diah yang datang ke rumah siang itu.
            “ kalau begitu tolong sampaikan salam kami pada Diah ya mbok. Tolong sampaikan juga pada Diah, Bahwa kami sangat merindukannya dan kami berharap agar ia dapat kembali bersekolah seperti dulu.” Ucap salah seorang teman Diah sekaligus menutup obrolan mereka dengan mbok Yah.
            Tersungging senyuman kecil dari bibir mbok Yah yang seraya menggangguk taklim sebagai isyarat mengiyakan amanah dari teman-teman Diah. Bagi teman-teman Diah, hari itu masih sama seperti hari-hari sebelumnya. Nihil, tak ada informasi apapun yang bisa mereka bawa pulang untuk dilaporkan kepada pihak sekolah pada keesokan harinya.
            Siang itu semuanya pulang, kecuali Raras. Ia masih mempertahankan duduk manisnya dalam dekapan sofa ruang tamu. Tak ada tanda-tanda Raras untuk beranjak, dan itu mengundang mbok Yah untuk melangkah mendekatinya.
            “ Sudah berapa lama Diah tak keluar kamar mbok ? “ belum sempurna pantat mbok Yah menyentuh tempat duduk, kalimat itu mendahului semuanya.
            “ eh.. anu non, sudah sejak bapak masuk rumah sakit sekitar tiga bulan yang lalu.” , jawab mbok Yah dengan logat jawa yang kental.
            “lalu mengapa sampai saat ini Diah belum mau masuk sekolah, mbok ? “ lanjut Raras dengan nada penasaran.
            “ mbok juga tidak tahu non, sampai saat ini non Diah tidak pernah menjawab pertanyaan mbok” jawab mbok Yah.
                                                                        ***

            Mobil itu melaju dengan kencangnya, mengantarkan anak dan ayah didalamnya dan berbincang dengan akrabnya. Tiba-tiba pembuluh darah yang ada dihidung ayahnya pecah. Tetesan darah mulai mengenai bajunya yang putih. Mobil silver yang dikendarainya oleng dan tetesan darah berceceraan dimana-mana.
                                                                        ***
            “ sebenarnya apa penyebab dari kecelakaan itu mbok ?” tanya Raras.
            “ entahlah, menurut polisi dilehernya terdapat dua lubang seperti gigitan ular” balas mbok Yah.
            “ mana bisa ular masuk ke dalam mobil ? Sepertinya ada yang sengaja mau mencelakakan Pak Rudi dan Diah ”
            “tapi siapa yang mau mencelakakan tuan Rudi dan non Diah, mereka sangat baik  pada semua orang dan mbok rasa tuan Rudi dan non Diah tidak mempunyai musuh” jawab mbok Yah
            “mungkin ada yang sirik mbok,”
            “tidak tahu juga non, non hari sudah larut sebaiknya pulang takutnya orang tua non kwatir”
            “iya sudah ya mbok, Raras pulang dulu takut ibu kwatir. Semoga secepatnya Diah mau keluar ya mbok” beranjak dari sofa ,meninggalkan rumah megah itu.
                                                                        ---
                        Hari itu cuaca begitu cerah ,namun rumah megah itu terlihat bagaikan mendung yang meyelimuti bumi, Si mbok yang setia terhadap keluarga pak alif selalu membantu setiap pekerjaan keluarga tersebut, subuh itu seperti biasanya si mbok bangun lebih awal untuk melaksanakan semua pekerjaannya,sebelum beraktivitas si mbok mengambil air wudhu untuk sholat. Selesai sholat ketika hendak membawa peralatan kebersihan di belakang
            “Aaa...” teriak si mbok terkejut melihat bangkai tikus berserakan dimana-mana,
            “Apa yang terjadi, kenapa banyak bangkai tikus di sini padahal selama ini tempat ini selalu mbok bersihkan” ucap mbok yah dalam hati.
           Rupanya teriakan mbok Yah membangunkan nyonya rumah itu. Dengan mata yang sayu menahan kantuk, bu Sarah berkata “ ada apa sih mbok ? teriak teriak kayak ada maling “
            Mbok Yah menunjukan bangkai tikus yang berserakan sebagai alibi teriakannya tersebut.
“mengapa bisa seperti ini mbok ? “ tanya bu Sarah dengan kaget melihat keadaan ruangan itu                   
            “Si mbok juga kurang tau Nyah “ .  jawab si mboh , mukanya ketakutan dan penasaran . Setelah kejadian itu Bu Sarah melangkahkan alunan kakinya menuju kamar Diah .
“nak ,bukakan pintunya “ ucap bu Sarah menggedor-gedorkan pintu ,ucapan tersebut terulang hingga puluhan kali tapi tak ada suara yang menjawabnya. Bu Sarah begitu khawatir melihat keadaan anaknya yang menjadi seperti ini.
“Mbok-mbok “ teriak Bu Sarah didepan pintu kamar anaknya ,Tak lama kemudian si Mbok pun menghampiri Nyonya Sarah.
“Tolong Ambilkan duplikat kunci kamar Diah mbok “ ,dengan bergegas mbok mengambil kunci itu dan membuka pintu .Ternyata didalam kamar tak ada Diah disana ,sudut-sudut ruangan hanya ada barang,tak ada Diah diruangan besar itu.
“Diah...diah dimana kamu nak?” teriak Bu Sarah dengan panik seraya melirik ke arah jendela,hanya tiupan angin yang berhembus lewat jendela meniup tirai jendela menjadi bergelombang .
“Nyah,mungkin non Diah keluar lewat jendela”
“Tidak mungkin mbok ,lantai ini tinggi dan Diah takut akan ketinggian” jawab Bu Sarah menuju ke arah balkon untuk memastikan anaknya yang tidak mungkin melewati bangunan setinggi ini.
                                                     ---
“Pelajaran hari ini dicukupkan sekian ,besok kita akan adakan ulangan” ucap Pak Guru kepada semua murid yang ada dikelas.
“aaahhhh apaan pak,gak asyik banget tiba-tiba ulangan “ jawab Anton salah satu murid yang paling pecicilan .
“Ya sudahlah terima saja,ton “ jawab Pak Guru dengan wajah serius.
“Biasa Pak kalau murid yang agak tulalit kan takut kalau ketemu ulangan “ Raras menyindir Anton ,dengan wajah bercanda
“hahahahaha” semua murid dikelas tertawa terbahak-bahak mengarah Anton.
“Raras,Bagaimana keadaan Diah sekarang ?kenapa sampai saat ini dia belum juga masuk sekolah ?” ucap Pak Guru memotong tertawaan siswa.
“Kemarin kita sudah mencoba kerumahnya pak,tapi Diah tak keluar kamar sampai kita pulang dari rumahnya .”jawab raras ,wajahnya bersedih mengingat keadaan sahabatnya.

                                                           ---
“Hallo ,apakah ini keluarga dari pasien yang bernama Pak Alif ?” suara itu keluar dari telepon rumah megah itu.
“Nggih,benar ini siapa yoo?” jawab pembantu
“Kami dari rumah sakit ,ingin memberikan kabar bahwa Pak alif telah mengembuskan nafas terakhirnya” ucap salah satu perawat rumah sakit.
“Innalillahiwainnalillahiraji’un “ tak sengaja telepon itu terjatuh ,setelah bergemetar mendengar kabar buruk itu.
“Ada apa Mbok ? “tanya Bu Sarah yang tiba-tiba datang dihadapan si Mbok
“aaa...aaanuuu Nyah” bingung apa yang harus ia ucapkan
“anu apa sih mbok ? “ penasaran melihat sikap aneh mbok
“Tuan Alifff Nyah “
“Kenapa dengan bapak ,Mbok? “ Kemudian Mbok menjelaskan apa yang telah didengar tadi . Tak lama mendengar perkataan si Mbok ,Bu Sarah pingsan dihadapan si Mbok
.
                                                            ---
            Diah ketakutan,dengan apa yang telah ia perbuat , ia kembali ke kamarnya melalui jendela yang tinggi itu,meski mustahil mengapa dia bisa lewat melalui bangunan tinggi itu.
            “Maafkan aku Ayah, mengapa aku bisa melakukan hal itu mengapa bisa... “ ucapnya dalam hati dengan perasaan sangat terpukul.
            “Pushiii...Pushiii “  sambil melirik ke arah kanan dan ke kiri untuk mengetahui keberadaan pushi. Pushi adalah sebutan untuk kucing peliharaannya. Tak lama pun pushi menghampiri Diah,dipeluknya pushi dengan kasih sayang Diah. Tiba-tiba perasaan itu datang kembali,ia bergemetar ,ia mencoba menahan perasaan itu agar tidak melakukan kembali hal yang serupa .Tapi apa daya , Diah tak sanggup lagi dengan aroma darah setiap makhluk hidup.
                                                            ---
            Didekapnya suami yang sangat dicintai itu, wajahnya pucat, putih bagaikan kapas. Air mata terus mengalir membasahi pipi indah Bu Sarah .
“Yang sabar Nyah,mungkin ini sudah menjadi takdir . Kasihan bapak sudah menahan rasa sakit itu hingga berbulan-bulan”
Hanya suara tangis yang didengar,Bu Sarah tak mengeluarkan sepatah kata apapun untuk menjawab nasihat si mbok.Sekilas Mbok teringat Diah ,ia lupa memberitahu non Diah, mbok pun meminta izin kepada nyonya Sarah untuk pulang, mbok pun bergegas pulang untuk memberi tahu non Diah.
Didepan pintu rumah megah itu,Mbok teringat akan kebahagiaan masa lalu yang menyelimuti keluarga Pak Alif,Rumah yang selalu ada canda dan tawa ,kini semuanya terhalang oleh kabut hitam,entah apa yang membuat semuanya seperti ini.
Dengan nafas terdesa-desa menuju kamar Diah ,terdengar suara jeritan kucing yang berasal dari kamar non Diah ,tanpa berpikir panjang Mbok segera membuka pintu kamar Diah.
            “non... apa yang non lakukan...” teriak mbok Yah di depan pintu dengan perasaan kaget melihat apa yang sedang dilakukan Diah,tubuh Mbok Yah bergemetar ,jantungnya semakin bedetak kencang mengamati Diah yang pelan-pelan menghampirinya.
            “Apa yang akan Non lakukan ?” dengan berjalan mundur Mbok mencoba menghindar dari hadapan Diah yang semakin lama semakin mendekat.
            Spontan mbok Yah lari menuju keluar rumah dengan jantung berdebar-debar ,Namun  Diah tiba-tiba melesat berada dihadapan Mbok yah , digengamnya kedua bahu Mbok Yah , apa daya Mbok Yah tak dapat berkutik sedikit pun ,ia tergelatak meninggalkan bekas gigitan dilehernya seperti apa yang dialami Pak Alif.
            “apa yang sudah saya lakukan” perasaan sesal memenuhi hatinya,dengan berjalan mundur ia tersedu-sedu.
            “Ayah,Pushi,dan Sekarang Mbok Yah? Ya Tuhan maafkan aku” air matanya mengalir deras ,ucapannya terpatah-patah melihat tubuh Mbok Yah mulai memucat karena darahnya habis dihisap oleh Diah.Tanpa disadari dari langkahnya terus memundur menjauhi mayat itu. Langkahnya sudah berada di tepi tangga dan tak disadari Diah pun terjatuh,
            BRUKKKK.......... ia pun terjatuh,badannya terkapar diatas lantai.
            “aauuuuuuuuuuuu...” tubuhnya terasa sakit dengan keringat yang begitu banyak,matanya sayup, penglihatannya pun tak begitu jelas. Ia bingung akan keadaan sekitar yang begitu berbeda,semua berubah menjadi ruangan dengan meja belajar,televisi 32 in,dan laptop .
Diah pun seketika itu berdiri kemudian melangkahkan kakinya keluar kamar, menuju kamar orang tuanya untuk memastikan keadaan ayah dan ibunya baik-baik saja. Kerongkongannya terasa kering,ia mengambil segelas air ,dilihatnya si Mbok yang tertidur pulas disebuah kamar dengan pintu terbuka didekat dapur ,dimana ia sedang mengambil air.
Ternyata si Mbok baik-baik saja,Diah sangat menyayangi mbok,yang ia anggap sebagai neneknya sendiri, Langkahan kakinya terus mengalun ke sebuah kamar besar ,yaitu kamar Diah .ia membuka jendela ,keadaan luar ternyata masih gelap hanya ada bulan dan bintang yang meneranginya. Lalu ia pun kembali berbaring diatas kasur empuknya memeluk Pushi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar